Kampanye Suku Agama dan Ras (SARA) sering digunakan untuk menyerang calon dari kalangan minoritas. Apalagi sejak meninggalnya mantan presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Indonesia seolah kehilangan figur yang dijadikan soko guru untuk menjaga keharmonisan antar SARA di bangsa ini.
Namun ditengah isu SARA yang sering digunakan untuk menjegal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahya Purnama atau biasa disapa Ahok, beredar video tentang dukungan almarhum Gus Dur kepada Ahok ketika mencalonkan diri sebagai Gubernur Bangka Belitung pada 2007. Video berdurasi 1 menit 52 detik tersebut menjadi pembuktian bahwa keberagaman di Indonesia adalah kekayaan dan bukan sebuah batu sandungan.
"Kita semua akan memilih Ahok karena cinta," ungkap Gus Dur dalam video tersebut. Pula Gus Dur mengutip salah satu ayat Al-Quran tentang penciptaan laki-laki dan perempuan, serta menjadikan manusia dengan beragam suku dan bangsa. "Allah menciptakan kalian dalam rupa perempuan dan lelaki. Ahok itu lelaki atau perempuan?" kata Gus Dur yang duduk di kursi roda. Pertanyaan itu sontak dijawab oleh sejumlah orang di sekitarnya, "Lelaki."
Gus Dur yang mengenakan peci dan batik berwarna cokelat menambahkan, keadaan masyarakat yang bersuku-suku dan berbangsa-bangsa itu ditujukan supaya mereka saling mengetahui dan mengenal. "Kalau sudah mengenal bisa menjadi sayang dan cinta," ujarnya. "Jadi kenapa memilih Ahok? Karena cinta."
67 tahun Indonesia telah merdeka, hal ini pun harus diimbangi dengan merdeka dari sikap fanatik sempit yang menggunakan agama sebagai alat untuk saling menyerang. Jika masyarakat bisa merdeka dari hal ini, maka keharmonisan bangsa ini akan semakin nyata dan tentunya akan membuat bangsa ini semakin maju.
Sumber : tempo/vina